Terapi rehabilitasi medis memiliki tujuan untuk membantu individu dalam memperoleh kembali fungsi tubuh mereka yang hilang akibat kondisi medis maupun cedera. Istilah ini kerap dipakai untuk menggambarkan semua tim medis, tidak hanya dokter.
Tingkat terapi rehabilitasi medis dapat berbeda-beda sesuai gender dan usia. Tindakan terapi ini juga akan disesuaikan berdasarkan kondisi serta keterbatasan fisik masing-masing individu. Berikut ini jenis-jenis terapi rehabilitasi medis yang sebaiknya anda ketahui :
Terapi rehabilitasi medis untuk pengidap stroke
Jenis terapi ini sangat bermanfaat untuk memulihkan kekuatan dan kemampuan gerak tubuh. Terapi rehabilitasi medis ini berfokus pada kegiatan fisik, misalnya seperti pendekatan kognitif, latihan keterampilan motorik dan pendekatan emosional.
Pengidap penyakit stroke yang sudah menjalani terapi rehabilitasi medis ini diharapkan memiliki kondisi medis yang kembali normal serta menurunkan resiko komplikasi stroke yang mungkin muncul di kemudian hari. Yang paling penting, pengidap stroke tersebut diharapkan bisa melakukan berbagai kegiatan keseharian secara mandiri.
Terapi rehabilitasi medis bagi pengidap jantung
Jenis terapi ini juga disebut sebagai rehabilitasi kardiak. Jenis terapi ini memiliki tujuan untuk meningkatkan kesehatan kardiovaskular pada individu yang mempunyai riwayat penyakit jantung, operasi jantung, memperoleh prosedur angioplasti dan gagal jantung.
Tim medis harus memeriksa riwayat medis, menilai fungsi jantung serta melakukan pemeriksaan fisik sebelum seseorang melakukan terapi ini.
Selama menjalankan prosedur terapi jantung ini, panduan terapi nantinya dibagi menjadi 3 sesi, yaitu konseling dan pelatihan olah fisik, konseling untuk menurunkan stress yang bisa mempengaruhi kondisi jantung dan pemberian pemahaman tentang cara mengelola jantung sehat. Durasi terapi ini tergantung dengan kondisi masing-masing pengidap.
Terapi rehabilitasi medis bagi pengidap penyakit paru obstruktif kronik
PPOK (Paru obstruktif kronik) menjadikan pengidapnya mengalami kesulitan untuk bernafas. Hal ini karena PPOK adalah gabungan dari bronkitis kronis dan emfisema. Terapi bagi pengidap PPOK bertujuan untuk menurunkan gejala yang mungkin muncul agar pengidap dapat melakukan berbagai aktivitas dengan normal.
Terapi medis yang dilakukan misalnya seperti senam, bersepeda, serta kegiatan untuk memperkuat otot. Pengidap PPOK pun juga akan diberi latihan bernafas degan baik serta dianjurkan untuk berhenti merokok. Agar hasil terapi menjadi lebih efektif, pengidap diharapkan menerapkan gaya hidup dan pola makan sehat supaya berat badan mereka bisa terkendali.
Terapi rehabilitasi medis bagi pengidap penyakit hernia nucleus pulposus
HNP (Hernia Nucleus Pulposus) juga dikenal sebagai penyakit saraf kejepit. Hal ini karena penyakit tersebut terjadi akibat cakram pada bagian tulang-tulang belakang tubuh menjepif saraf yang ada di belakangnya.
Terapi rehabilitasi medis ini bertujuan untuk membantu menurunkan nyeri pada bagian punggung serta membantu memperbaiki kondisi tulang belakang.
Terapi rehabilitasi medis juga bisa berupa terapi bicara, terapi penglihatan, atau terapi okupasi. Adapun jenis terapi itu sendiri dapat disesuaikan dengan kebutuhan masing-masing individu. Hasil akhir yang didapatkan dari terapi rehabilitasi ini juga tergantung dengan tingkat parahnya kondisi, kemampuan tim medis dalam menanganinya dan intensitas terapi.
Disamping itu, semangat dan motivasi pengidap ketika menjalani terapi rehabilitasi medis juga dapat menentukan keberhasilan terapi tersebut.
Nah, demikian penjelasan mengenai jenis-jenis terapi rehabilitasi medis yang sebaiknya anda ketahui. Bagi anda yang ingin mengetahui informasi lebih lengkap seputar rehabilitasi bisa mengunjungi laman Rehabilitasi narkoba. Disini anda akan mendapatkan penjelasan lengkap mengenai rehabilitasi yang mungkin sedang anda butuhkan untuk membantu teman, saudara atau keluarga.